Minggu, 16 Mei 2010

reminder

Kamis kemarin(13/05), saya datang, duduk, dan mengikuti suatu acara keagamaan yang dirayakan sebagai libur nasional juga. Hal yang cukup menarik perhatian adalah sosok pembicaranya yang konon katanya melayani banyak sekali orang di Papua. Waktu yang dipakai dia untuk berbicara cukup panjang, karena setelah dilihat2 waktu yang dipakai dalam rangkaian acara lebih kurang adalah 3,5 jam. Jujur, saya sendiri tidak hafal, ingat, apalagi mencatat apa2 saja yang dia katakan. Namun ada beberapa poin yang akan saya bagikan, mesaki terkesan terfragmentasi satu sama lain, karena juga digabungkan dengan apa yang sy dapat hari ini dalam ibadah.

1.Kapan terakhir anda memberikan makan kepada orang lain? Hal ini smpt membuat saya terenyuh dan merenung. Saya ingat tahun 2006 pernah memberikan sepotong roti kepada pemulung dibawah jembatan layang. Saya ingat seusai acara natal, kue2 yang saya dapatkan saya berikan kepada pemulung di Grogol. Saya ingat selepas latihan drama, saya memberikan sebungkus nasi padang kepada homeless people di jembatan 3. Wauw, hebat bukan ingatan saya?!? Namun justru itu adalah hal yang memalukan! Saya hanya ingat pernah memberikan 3kali makan kepada orang. Bukankah itu berarti saya mengingat perbuatan baik yang saya lakukan, dan jumlahnya hanya 3kali?!? Sebaliknya yang terjadi apabila saya sudah SERING dan SELALU memberikan makan kepada orang, tentunya saya tidak akan pernah ingat kapan dan berapa kali sy memberikan makan kepada orang. Karena sudah BIASA. a big slap on my face. Saya masih kurang berbuat kebaikan. Kata orang perbuatan baik jangan dihitung, sy menghitung perbuatan baik bukan karena melanggar norma tsb, namun memang terlalu sedikit yg sy lakukan.

2.Jangan pernah menghina orang lain. Orang2 awkward or nerd like we know, sering jadi bahan tertawaan. Apalagi saya yang konon katanya paling jago dan hebat mentertawakan orang, even this people has an ordinary look like the other. Just for joke i said. But, a bigger slap on my face again. Sang pendeta dengan lantang berkata, jangan pernah menghina orang lain. Awww, ini penyakit lama saya yang sulit untuk disembuhkan. Sejelek apapun orang, saya tidak punya HAK untuk menertawakan dia.

3.Sebagai orang yang punya Tuhan yang pengasih, apakah saya sebagai makhluk hidup juga punya kasih. Ilustrasi yang diberikan adalah telur bebek. Saya adalah garam. Untuk mengasinkan sebutir telur bebek, tidak dibutuhkan waktu yang lama. Namun, kenapa banyak 'garam2' tidak bisa mengasinkan. Yang saya takutkan adalah saya membuat orang darah tinggi dengan 'garam yang buruk'. Merefleksikan hidup saya, bahwa seringkali saya menjadi garam bukan mengasinkan, malah bikin darah tinggi. dan matii..:D

3poin ini masih sedikir dari beberapa hal yang mau sy tulis, sayang lupa! hahaha..
tulisan mendatang kiranya akan menambah bbrp pelajaran baru. Bravo kulinerista!

1 komentar:

Unknown 26 Mei 2010 pukul 09.54  

wah, remind gw buat keluar dari 'kandang'. selama ini jago kandang mulu sih, lama2 gw jadi garam yang ngegumpal trus dibuang deh. haha. iya, entah kenapa menolong orang kok kaya 'sebuah pekerjaan hebat yang layak dapat nobel', padahal harusnya biasa aja ya. yap, karena tak biasa makanya harus dibiasakan.