Selasa, 21 September 2010

HOME-less

HOme, salah satu tema tulisan gw dalam blog ini. Sebuah rumah, tempat, lokasi dimana gw belajar untuk bisa berbagi dan mengimplementasikan kasih secara nyata di kota Jakarta. Sempat struggling untuk berdiri di tempat itu lagi, namun entah mengapa passion yang selama ini tertanam mulai redup. Janji yang gw buat untuk survive disana, tidak mampu menyalakan kembali passion yang sudah padam. Bberapa kali sempat gw kesana, sudah tidak ada siapa2. Seolah2 menjadi rumah tak bertuan. Harus gw akui, kali ini janji harus gw langgar. Gw ga bisa bertahan di Home yang tidak jelas statusnya, apalagi setelah mendengar beberapa hal yang cukup membuat gw beralasan untuk angkat kaki dari sana.
Namun, tidak serta merta pelayanan gw ditinggalkan begitu saja. Yang namanya jojo, pasti ada aja yang dikerjain. Bisa aja nemu hal2 baru yang menantang untuk dikerjakan. Tentu sudah tidak asing dengan yang namanya lembaga Open Doors, lembaga yang mendukung, berdoa, dan berjuang bagi orang, keluarga, gereja yang dianiaya karena iman mereka kepada Kristus. Bulan lalu sempat diajak oleh salah satu teman untuk ikut di kebaktian doa Open Doors di salah satu daerah di ibukota. Pemaparan visi dan misi membuat gw kembali semangat. Gw bukan tipikal orang yang didalam pelayanan adalah duduk dan merenung, kalo bahasa kasarnya gw ini kuli lapangan. Open Doors sepertinya suatu wadah yang bisa menampung gaya gw yang suka turun ke lapangan, ngurus dan kepo sana sini dan bisa memprovide ladang pelayanan bwt gw. So, mungkin di tulisan2 berikutnya, tema pelayanan adalah mengenai OpenDoors, bagaimana menjangkau anak2 muda untuk mau peduli, berdoa bahkan bisa membantu saudara2 seiman yang teraniaya karena iman kepercayaan kepada Kristus. Wah, mendengarnya saja gw uda semangat, apalagi menjalaninya, tentu lebih semangat. Yap, kali ini gw sedang berapi2, semoga api tak lekas padam..
:D

0 komentar: