Sabtu, 01 Agustus 2009

hidupmati

Sejak jumat(24/7) - Minggu (26/7), Selasa pagi(28/7) dan malamnya, g sedag menghabiskan waktu di rumah duka. Yap, memang minggu ini ada bbrp kerabat dan kenalan yang meninggal, so dalam minggu itu, rumah duka, air mata, dan kacang serta aqua gelas sudah jadi langganan. terlebih, ternyata gw setuju dengan pernyataan bahwasanya lebih baik ke rumah duka daripada ke rumah pesta. Karena, selama duduk di rumah duka, banyak hal yang terlintas dalam benak gw.
Ternyata jarak antara kehidupan dan kematian(stlh menjalani bbrp hari di rumah2 duka), ternyata sangat dekat, begitu dekatnya sehingga terkadang kita lupa, bahwasanya kita bisa mati suatu saat, dan pasti akan mati. Salah satu yang gw layat adalah bocah berumur 10tahun yang meninggal karena DBD. Hari minggu masih melihat dia jalan2 dengan Nintendo DS nya, Jumat sore mendapat kabar dia kritis di rumah sakti, selang 2 jam, adik ini meninggal. Wow, sapa sangka, anak 10 tahun, yang masih punya estimasi hidup 60tahun lagi, ternyata dipanggil terlebih dahulu oleh Yang Mahakuasa. Sesaat memikirkan, apa warisan yang akan kita tinggalkan jika kita mati nanti. Apakah hidup dan usia yang kita jalani ini meninggalkan "warisan" bagi dunia ini?
Untuk melihat apakah seseorang mati dengan meninggalkan banyak "warisan" atau tidak, cukup lihat iring2an jenazah yang mengantar. Dapat jawabannya??
So, mari hiduplah dengan bai, jadilah cinta bagi orang. Sehingga saat kita mati nanti, iring2an jenazah yang mengantar kepergian kita ke akhirat, akan sangat banyak jumlahnya. hidu

0 komentar: